ALT_IMG

Nikon D700

The D700 has image quality indistinguishable from the klunky old D3, both in terms of sharpness and at high ISOs. The D700 has the same superb 3" LCD, but handles even better than the old D3 better due to a new INFO button and smarter firmware. I own a D3, and I prefer the D700 except that the D700 lacks the 5:4 crop mode I often use... Readmore...

ALT_IMG

ASUS U46SV

Panel 14" tertipis dalam desain ultra-slim dan ringan. CPU Intel® Core™ generasi ke-2 dengan voltase standar memberikan performa multitasking dan multimedia yang lebih baik. NVIDIA® GeForce® GT 540 dengan memori video hingga 2GB mendorong performa grafis yang tinggi. Daya tahan baterai meningkat hingga 10 jam untuk penggunaan sehari penuh. Readmore..

Alt img

Intel Core i7

Intel H57 and H55 Express Chipsets continue to push innovation with a new architecture designed to deliver quality, performance, and industry-leading I/O technologies on platforms powered by the Intel Core i7-800, Core i5, or Core i3 processors. Readmore...

ALT_IMG

Adobe CS6

Adobe® Photoshop® CS6 Extended software delivers even more imaging magic, new creative options, and the Adobe Mercury Graphics Engine for blazingly fast performance. Retouch with greater precision, and intuitively create 3D graphics, 2D designs, and movies using new and reimagined tools and workflows. Readmore...

ALT_IMG

Galaxy Tab

Access a whole world of entertainment with Galaxy Tab. Watch movies and TV shows, play the latest video games or surf every corner of the web on a radiant, breathtaking display... Readmore...

Showing posts with label Photography. Show all posts
Showing posts with label Photography. Show all posts
Thursday, February 7, 2013

Tips Panning

0 comments

Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas, berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:
sms
  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!
belajarfotografi
Continue reading →

Hasil Menarik Tanpa Flash

0 comments


Bagaimana membuat foto lalat diatas?
Karakteristik: foto makanan dengan dominasi putih sehingga tampak kontras dan segar serta DOF yang sangat dangkal.
Cara :
  1. Kuncinya adalah pencahayaan dari arah belakang (backlighting). Lakukan pemotretan didekat jendela dengan posisi makanan membelakangi jendela dan meghadap anda.
  2. Letakkan makanan diatas alas yang serba putih (foam, kertas maupun kain putih disekelilingnya).
  3. Agar pencahayaan cukup merata, gunakan reflektor (styrofoam atau kertas) untuk memantulkan cahaya jendela dan letakkan didepan dan disamping makanan.
  4. Untuk mendapatkan efek blur di belakang, gunakan setting aperture f/4 atau lebih besar (f/3.5, f/2.8, dst)
  5. Gunakan tripod agar komposisi lebih bagus dan hasil lebih tajam
  6. Jika anda cukup beruntung memiliki 2 buah  lampu flash, pakailah main light dibelakang obyek dan fill light didepan dan disamping – fill light bisa menggunakan reflektor dengan bahan seperti disebut diatas
Continue reading →

Memahami Konsep ISO

0 comments


Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.
  1. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
  2. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar :

  1. Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  2. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  3. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.
belajarfotografi
Continue reading →

Memahami Shutter Speed

1 comments

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera :

  • Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
  • Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
  • Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
  • Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
  • Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
  • Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.
  • Continue reading →

    Memahami Konsep Exposure

    0 comments

    Seringkali setelah membeli kamera digital baik slr maupun point & shoot, kita terpaku pada mode auto untuk waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan kreatifitas.
    Bagi yang ingin “lulus dan naik kelas” dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif  kedalam foto-foto yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep eksposur. Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposureyang didalamnya diterangkan konsep eskposur secara mudah.
    Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.
    long eksposure
    Ketiga elemen tersebut adalah:
    1. ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
    2. Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
    3. Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka
    Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur.  Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.
    Perumpamaan Segitiga Eksposur
    Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami eksposur adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini saya menyukai perumpamaan segitiga eksposur seperti halnya sebuah keran air.
    • Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran.
    • Aperture adalah  seberapa lebar kita membuka keran.
    • ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM.
    • Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera.
    Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya. sebagaimana anda lihat, kalau exposure adalah jumlah air yang keluar dari keran, berarti kita bisa mengubah nilai exposure dengan mengubah salah satu atau kombinasi ketiga elemen penyusunnya. Anda mengubah shutter speed, berarti mengubah berapa lama keran air terbuka. Mengubah Aperture berarti mengubah seberapa besar debit airnya, sementara mengubah seberapa kuat dorongan air dari sumbernya.
    belajarfotografi
    Continue reading →

    Memahami Aperture & Depth of Field

    0 comments

    Setiap kali berbicara tentang fotografi dan kamera, kata-kata aperture serta depth of field akan sering sekali keluar. Nah dalam artikel ini belfot akan mencoba membantu anda memahami aperture dan depth of field sehingga cukup jelas bagi pemula.

    Memahami Aperture

    Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
    Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
    Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
    apertureJadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

    Memahami Depth of Field

    Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
    PICT0235_mdUntuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
    PICT0236_mdKonsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi macro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.
    belajarfotografi
    Continue reading →

    Membuat Foto Bokeh Dengan Kamera Pocket

    0 comments

    Bokeh kalau anda belum mengetahuinya adalah karakteristik blur atau daerah diluar fokus yang indah dan bersifat memberi dimensi kedalaman dalam foto anda.
    little skipper
    Bokeh ini dihasilkan dari kamera pocket mungil Fujifilm Finepix F200EXR
    kalau anda pengguna kamera pocket atau saku, jangan khawatir. Karena dengan kamera mungil itupun anda bisa menghasilkan bokeh, meskipun kualitasnya tidak sebagus kamera DSLR atau mirrorless. Pengen tahu caranya membuat bokeh dengan kamera pocket anda? simak 10 tips ini:
    10 Tips Agar kamera Pocket atau Saku anda bisa menghasilkan bokeh yang bagus:
    1. Kalau anda menggunakan kamera pocket yang cukup canggih, biasanya disitu ada mode aperture priority, gunakan mode ini. Jika dikamera pocket anda tidak ada mode aperture priority, gunakan mode “Portrait” atau “Macro”.
    2. Natikan flash
    3. Idealnya carilah lokasi dengan cahaya yang cukup terang, outdoor adalah pilihan yang bagus. Kalau terpaksa harus memotret inddor, carilah ruangan dengan banyak jendela dimana cahaya cukup melimpah. Kalau cahaya memang tidak mencukupi pakailah tripod.
    4. Cari subyek foto yang cukup kecil dan memiliki tekstur atau kontras yang cukup sehingga kamera gampang mengunci fokus.
    5. Buat subyek terpisah dari background-nya. Sebagai contoh, saat anda memotret sebuah gelas diatas meja, pastikan obyek lain dibelakang gelas tersebut terpisah agak jauh. Jika jarak background kurang jauh, maka semua akan terlihat tajam difoto sehingga anda tidak menghasilkan bokeh.
    6. Agar bokeh maksimum, carilah background yang memiliki pola mencolok atau memiliki pantulan, misal kaca atau logam. Ini agar bokeh di foto terlihat lebih manis.
    7. Pegang kamera pocket anda sedekat mungkin dengan subyek utama yang anda ingin terlihat tajam.
    8. Kunci fokus pada subyek tersebut, pencet tombol shutter separuh
    9. Ambil foto dan periksa hasilnya di layar LCD, pastikan subyek utama terlihat tajam sementara backgroundnya tampak blur.
    10. Kalau kamera pocket anda memiliki optical zoom, gunakan zoom maksimal. Perhatikan, hanya optical zoom bukan digital zoom.
    Dandelion bokeh
    Bokeh dalam foto ini dihasilkan dari kamera pocket Canon Powershoot G12
    belajarfotografi
    Continue reading →

    Membuat Lampu Tampak Seperti Bintang

    0 comments

    Purple Clouds ????
    Membuat sumber cahaya malam hari tampak berpendar seperti bintang membuat foto malam kita tampak lebih keren. Efek ini biasanya disebut efek starburst. Untuk membuat starburst, hal mendasar yang harus kita pahami adalah membuat bukaan lensa sekecil mungkin, artinya kita sebaiknya menggunakan angka aperture yang besar (f/11 s.d f/22) dan sebaiknya memanfaatkan lensa yang memiliki focal length lebih pendek.
    Kenapa harus seperti itu? well, penjelasannya akan panjang. Singkatnya adalah secara fisika cahaya akan mengalami difraksi (penyebaran) saat melewati lubang sempit (hmm sempit…). Sifat penyebaran cahaya inilah yang membuat sumber cahaya (lampu, bulan, matahari) akan terlihat berpendar dan memiliki lidah, jumlah lidah akan bergantung pada jumlah bilah (blade) aperture dalam lensa anda, lihat spek lensa yang anda miliki, pasti akan ada tertulis “aperture blade”. Sementara untuk menjawab kenapa sebaiknya memilih angka f yang besar dan focal length yang lebih pendek.
    Kalau masih belum jelas, silahkan lihat gambar berikut ini:
    Starburst lampu malam
    Gambar diatas menunjukkan, semakin kecil bukaan (angka f semakin besar), lidah cahaya akan semakin maksimal. Sementara di angka f yang kecil, sumber cahaya tampak tanpa burst sama sekali.

    Tips Foto Starburst Malam Hari:

    lite-bright
    1. Gunakan Tripod – Memotret malam hari dengan angka f yang besar, misal foto diatas dengan f/18, membuat shutter speed akan sangat lama, bfoto diatas 25 detik kenapa?. Jadi pastikan anda memakai tripod agar hasil foto tidak seperti lukisan grafiti.
    2. Perhatikan setting kamera – Untuk jenis foto seperti ini, gunakan angka f yang besar: f/11 atau lebih besar. Set ISO di angka yang rendah, dibawah 400, karena kita akan memotret long exposure. Anda bisa menggunakan mode manual maupun aperture priority, yang jelas perhatikan angka metering kamera. Untuk pemotretan malam hari seperti ada kecenderungan hasil akan over exposure (terlalu terang), jadi pakai exposure compensation angkanya bervariasi tergantung dari lingkungan sekitar, coba pakai under 1 stop sebagai awal dan sesuaikan setelahnya.
    3. Setting Fokus – Dengan angka aperture besar, kita tidak akan terlalu pusing memikirkan fokus, namun kalau mau aman ambil titik fokus secara manual, atau set di infinity.
    4. Manfaatkan highlight alert kamera – anda tahu kan? itu lho peringatan bling-bling yang muncul di LCD saat kita memotret subyek yang terang.
    5. Mulai Memotret – dan jangan malas mengulang dan mengubah setting kalau hasilnya belum sesuai keinginan.
    belajarfotografi

    Continue reading →
    Thursday, July 5, 2012

    Canon 40mm f/2.8 vs Canon 50mm f/1.8

    0 comments
    Lensa Canon baru, 40mm f/2.8 STM adalah lensa pancake (yang sangat tipis) pertama dan salah satu lensa pertama yang memiliki teknologi motor auto fokus STM (stepper motor). Teknologi STM memastikan bahwa auto fokus mulus saat merekam video. Menurut review, kinerja autofokus lensa ini lebih cepat dari lensa kit, tapi tidak lebih cepat dari lensa USM. Lensa ini masih menimbulkan suara yang cukup jelas saat merekam video.
    Continue reading →

    Membuat Foto Sunrise Menjadi Sunset dan Sebaliknya dengan White Balance

    0 comments
    Coba perhatikan kedua foto dibawah. Foto yang sebelah atas nuansa warnannya kekuningan memberikan kesan matahari terbenam yang suasananya hangat. Sedangkan foto sebelah bawah nuansa warnanya kebiruan. Warna biru memberikan kesan matahari terbit yang suasananya dingin.
    Continue reading →

    Komposisi Fibonacci Spiral/Golden Spiral

    0 comments
    Fibonacci spiral (disebut juga golden spiral) adalah bentuk spiral yang terkenal untuk komposisi seni termasuk fotografi. Bentuk spiral ini (ilustrasi dibawah) banyak terdapat di alam misalnya keong, bunga, dan lain-lain. Bentuk spiral terlihat sangat alami dan enak dipandang mata.
    Continue reading →

    Fotografi Bercerita

    0 comments

    Banyak orang bisa menulis, tapi sedikit yang bisa mengarang, banyak orang yang bisa motret, tapi jarang yang bisa membuat foto yang bercerita. Fotografi adalah salah satu media untuk bercerita yang sangat baik. Seringkali, fotografi yang baik dapat menggugah perasaan dibandingkan dengan tulisan semata. Mampu membuat foto yang bercerita merupakan suatu hal yang baik untuk mendapatkan pekerjaan di bidang fotografi terutama fotojurnalisme.
    Continue reading →

    Lensa Manual di Body Digital

    0 comments
    Yang dimaksud dengan lensa manual adalah lensa-lensa dari jaman kamera film (analog) yang belum memiliki fasilitas autofocus. Karena belum ada fasilitas autofocus tersebut, jadi kita harus memutar-mutar focusing ring-nya untuk memperoleh fokus yang tepat.

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan lensa manual menjadi menarik, di antaranya:

    1. Unik, karena mengundang pertanyaan dari rekan-rekan kalau hunting
    2. Bokeh, beberapa memiliki ciri yang khas dan menghasilkan foto yang menarik. 
    3. Optik, kualitas & ketajamannya tidak kalah dengan lensa-lensa baru
    4.  Harga yang relatif lebih murah daripada lensa baru. 
    Continue reading →

    Filter Close Up Untuk Foto Macro

    0 comments

    foto diatas diambil dengan lensa 85mm f/1.8 + filter close up 500D
    Setelah dalam artikel sebelumnya kita membahas bagaimana memanfaatkan extension tube untuk foto makro, kali ini kita akan membahas tentang penggunaan filter close-up.

    Continue reading →

    Calendar

    <a href="http://www.clock4blog.eu">calendar widget for blog</a>